Baru saja kita menyambut hari raya Idul
Fitri 1433 H. Sudah menjadi rutinitas tahunan, banyak diantara kita yang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan lebaran.
Dari segala macam makanan, minuman hingga pakaian dan perhiasan. Agar sikap kita seorang muslim tidak menyimpang dari tuntunan Agama maka ada baiknya kita membaca sekilas hikmah idul fitri atau makna lebaran sesuai ajaran Rasulullah Muhammad SAW di bawah ini.
Segala puji bagi Allah
SWT yang dengan nikmat-Nya sempurna amal-amal shalih. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada yang termulia dari para nabi dan
rasul yaitu nabi kita Muhammad SAW, dan terhadap keluarga dan para sahabatnya, wa ba'du:
Sekarang, lembaran hari telah berlalu dan jam-jam waktu
telah lewat. Baru kemarin kita menyambut kekasih dan pada hari ini kita
melepasnya. Baru beberapa hari terbit hilal Ramadhan dan pada hari ini
belalulah hari-harinya. Sekalipun bangsa-bangsa –di sekitar kita- merasa
bangga dengan hari-hari dan hari besarnya, memberikan perhatian besar
padanya dan kebahagiaan yang palsu, maka sesungguhnya ia dibuat dalam
kebingungan dan berjalan dalam kesesatan. Kebenaran dan petunjuk tetap
berada di jalan umat Muhammad SAW. Segala puji bagi Allah SWT
yang memberi petunjuk jalan kepada umat Islam, memberi ilham kepada
petunjuk-Nya, memberikan karunia khusus yang belum pernah ada
sebelumnya. Bukalah lebar-lebar matamu untuk melihat umat yang mendapat
rahmat ini bersama tibanya hari lebaran yang ia beribadah kepada Allah SWT dengan berbuka, sebagai ia (umat islam) sebelumnya beribadah kepada-Nya dengan puasa.
Dari Anas, sesungguhnya Nabi, tatkala datang ke kota Madinah, beliau mendapatkan mereka merayakan dua hari lebaran, beliau bersabda:
{ كان لكم يومان تلعبون فيهما، وقد أبدلكم الله بهما خيرا منهما، يوم الفطر، ويوم الأضحى }
[رواه أبو داود والنسائي]
"Kamu memiliki dua hari lebaran yang kamu bermain-main padanya, sungguh Allah SWT telah menggantikan untukmu yang lebih baik darinya, yaitu hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adha." HR. Abu Daud dan an-Nasa`.
Lebaran
merupakan salah satu syi'ar Islam dan penampakan yang paling besar.
Sebagian manusia ada yang meremehkannya dan membuat hari-hari besar yang
bid'ah. Maka engkau melihat orang yang bersiap-siap untuk merayakan
hari lahir, hari ibu dan yang lainnya. Ia dan anak-anaknya merasa
bahagia menyambut kedatangannya dan mengeluarkan uang untuk
menghidupkanya. Adapun hari besar Islam, maka tidak ada nilai baginya.
Bahkan mungkin lebaran berlalu sedangkan dia berpaling darinya, tanpa
memperdulikannya. Firman Allah SWT:
﴿ ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴾
Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah SWT, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. (QS. al-Hajj
Sesungguhnya hari lebaran adalah hari bahagian bagi yang baik batinnya dan murni niatnya karena Allah SWT.
Lebaran bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru dan berbangga
diri dengan jumlah dan persiapan. Sesungguhnya lebaran adalah bagi orang
yang merasa takut terhadap hari ancaman dan takut kepada pemilik arsy,
menumpahkan air mata karena bertaubat, berharap di hari pembalasan.
Saudaraku seiman: berikut ini ada beberapa sikap, disertai adab dan hukum-hukum lebaran:
Pertama: Pujilah Allah SWT
yang telah menyempurnakan untukmu hari-hari di bulan yang agung ini,
dan menjadikanmu terhadap orang yang melaksanakan puasa dan shalat
malam. Perbanyaklah berdoa agar Allah SWT menerima puasa dan shalatmu, serta memaafkan kesalahan dan kekuranganmu.
Kedua: bertakbir, disyari'atkan bertakbir setelah tenggelam matahari di malam lebaran hingga shalat ied. Firman Allah SWT:
﴿ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴾ [البقرة:185].
Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah SWT atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah:185)
Dan bacaannya adalah:
( الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد )
Disunnahkan laki-laki menyaringkan suara takbir di masjid, pasar, dan rumah untuk menyatakan pengagungan Allah SWT dan menampakkan ibadah dan syukur kepada-Nya.
Kedua: zakat fitrah: Rabb engkau
mensyari'atkan kepadamu di penutup bulan ini untuk menunaikan zakat
fitrah, yaitu untuk membersihkan orang yang puasa dari perbuatan keji
dan sia-sia serta memberi makan kepada orang-orang miskin. Ukurannya
adalah sebanyak satu sha', yaitu sekitar 2,40 Kg dari gandum atau kurma,
atau keju atau anggur atau besar atau makanan sejenisnya, untuk anak
kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, orang yang merdeka dan budak
dari kaum muslimin. Waktu paling utama untuk mengeluarkannya adalah
sebelum shalat ied dan boleh mengeluarkannya sebelum lebaran satu atau
dua hari, dan tidak boleh menundanya setelah shalat ied dan tidak boleh
mengeluarkannya, karena hal itu menyalahi perintah Rasulullah.
Zakat fitrah itu dari jenis makanan manusia, dan harus mencari orang
miskin untuk memberikannya kepada mereka. Dan di antara gambaran
pendidikan di rumah keluarga muslim adalah membiasakan keluarganya untuk
mengeluarkannya dengan mengikut sertakan anak kecil.
Keempat:
mandi dan memakai minyak wangi bagi laki-laki serta memakai pakaian
yang paling baik, tanpa berlebihan, tanpa menutup mata kaki serta tanpa
mencukur jenggot, maka ini hukumnya haram. Adapun wanita, disyari'atkan
baginya keluar menuju mushalla ied tanpa tabarruj (membuka aurat) dan
tanpa berminyak wangi. Alangkah ruginya wanita muslimah yang keluar
untuk taat kepada Allah SWT sedangkan ia melakukan maksiat kepada Allah SWT dengan tabarruj, membuka kepala dan memakai minyak wangi di hadapan laki-laki.
Kelima: memakan kurma dengan bilangan ganjil, tiga atau lima sebelum pergi ke mushalla berdasarkan perbuatan Rasulullah .
Keenam:
shalat bersama kaum muslimin dan mendengarkan khutbah: menurut pendapat
para ahli tahqiq dari para ulama seperti Syaihul Islam dan yang lainnya
sesungguhnya shalat ied hukumnya wajib dan tidak gugur kewajibannya
kecuali karena uzur. Para wanita juga menghadiri shalat ied bersama kaum
muslimin hingga wanita yang sedang haid, sekalipun ia harus menjauh
dari mushalla.
Ketujuh:
melewati jalan yang berbeda: disunnahkan pergi ke masjid melewati satu
jalan dan pulang melewati jalan yang lain, berdasarkan perbuatan Nabi r.
Kedelapan: tidak mengapa mengucapkan selamat hari lebaran, seperti ucapan: 'Semoga Allah SWT ibadah kami dan kamu.'
Kami
mengingatkan engkau, wahai saudaraku yang tercinta, beberapa kesalahan
yang sangat disayangkan terhadap di hari dan malam lebaran, agar
menjauhinya. Yang mengherankan sebagian kaum muslimin menutup taat ini
dengan perbuatan maksiat, dan yang lain mengganti istighfar di akhir
setiap ibadah dengan perbuatan sia-sia, dan di antara kesalahan itu:
- Takbir berjamaah dengan satu suara atau diulangi di belakang satu orang dengan ucapan 'Allahu Akbar' atau membuat salah satu shighat takbir yang tidak disyari'atkan.
- Meyakini disyari'atkan menghidupkan malam lebaran dan mengutip hadits-hadits yang tidak shahih.
- Menentukan hari lebaran untuk ziarah kubur dan memberi salam kepada mayat.
- Bercampur laki-laki dan perempuan di sebagian mushalla, jalanan, dan tempat permaianan.
- Sebagian orang berkumpul di hari lebaran untuk menyanyi, perbuatan sia-sia dan percuma, dan ini tidak boleh.
- Sebagian orang merasa bahagia dengan tibanya lebara karena bulan Ramadhan telah selesai dan berhenti ibadah padanya, dan seolah-olah ia merupakan beban berat di atas punggungnya, ini adalah bahaya besar.
- Tenggelam dalam perkara yang dibolehkan, dari pakaian dan minuman, hingga mengarah kepada berlebihan dalam hal itu. Firman Allah SWT:
﴿ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴾ [الأعراف:31].
Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah SWT
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A'raaf:31)
Saudaraku
yang tercinta, jangan lupa bahwa Rabb bulan Ramadhan adalah Rabb semua
bulan. Tetaplah selalu dalam taat dan mohonlah ketetapan dalam agama ini
hingga engkau bertemu dengan-Nya.
Dan ketahuilah bahwa berakhirnya waktu taat dan ibadah bukanlah
pendorong hari lebaran, seperti yang disangka sebagian orang,
sebagaimana firman Allah SWT:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴾ [الحجر:99]
dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. al-Hijr:99)
yakin
adalah kematian. Sebagian salaf berkata: amal ibadah seorang muslim
tidak berakhir sebelum kematian. Al-Hasan berkata: 'Sebagian kaum ada
yang enggan terus menerus ibadah. Demi Allah SWT, bukan seorang mukmin
yang beramal satu atau dua bulan, satu tahun atau dua tahun. Tidak demi
Allah SWT, amal ibadah seorang mukmin tidak ada batas sebelum kematian.
Saat khutbah di antara minbar, Umar bin Khathab t membaca:
﴿ إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ ﴾ [فصلت:30].
Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami ialah Allah SWT" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan):" (QS. Fushshilat:30)
Ia berkata: demi Allah SWT, mereka istiqamah dengan taat kepada Allah SWT, kemudian tidak melakukan penyimpangan.
Jika
engkau –wahai muslim- meninggalkan bulan taat dan ibadah, musim
kebaikan dan kemerdekaan dari nereka, maka sesungguhnya Allah SWT
menjadikan untuk kita taat dan ibadah yang menenangkan jiwa orang yang
beriman dan mendinginkan mata seorang muslim, berupa berbagai macam
ibadah sunah sepanjang tahun, di antaranya adalah:
- Puasa enam hari bulan Syawal: dari Abu Ayyub al-Anshari t, sesungguhnya Nabi r bersabda:
{ من صام رمضان ثم أتبعه ست من شوال كان كصيام الدهر } [رواه مسلم]
"Barangispa yang puasa Ramadhan kemudian meneruskan puasa enam hari bulan Syawal, ia seperti puasa satu tahun." HR. Muslim.
Jika engkau mempunyai kewajiban mengqadha, maka bayarlah kemudian puasa Syawal.
- Puasa hari-hari putih dan hari Arafah bagi orang yang tidak berhaji, demikian pula puasa hari Senin dan Kamis.
- Shalat malam dan menjaga shalat witir dan ikutilah orang-orang yang terpilih:
﴿ كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴾ [الذاريات:17].
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; (QS. adz-Dzariyat:17)
- Selalu melaksanakan shalat rawatib yang menyertai shalat fardhu yang berjumlah 12 rekaat: 4 rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat setelah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya', dan dua rekaat sebelum Fajar.
- Membaca al-Qur`an dan serius atasnya setiap hari, sekalipun hanya satu juz saja.
- Bersungguh-sungguh terhadap amal kebajikan dan istiqamah di atas taat. Firman Allah SWT:
﴿ فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ ﴾ [هود:112].
Maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu. (QS. Hud:112)
- Tadharru' dan merendahkan diri, serta berdoa kepada Rabb-mu agar menghidupkan engkau di atas Islam dan mematikan engkau atasnya, mintalah ketetapan di atas kalimah tauhid. Di antara doa nabi umat ini adalah:
{ يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك } [رواه الترمذي].
"Wahai Yang Membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu." HR. at-Tirmidzi.
Berbagai macam bentuk ibadah sangat banyak dan pahalanya sangat besar. Firman Allah SWT.
﴿
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم
بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴾ [النحل:97].
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(QS.an-Nahl:97)
Bersungguh-sungguhlah,
wahai saudara muslimku, untuk selalu melaksanakan amal shalih dan
waspadalah terhadap datangnya kematian saat engkau berbuat maksiat.
Renungkanlah bahwa di antara tanda diterimanya amal ibadahmu di bulan
Ramadhan adalah engkau terus menerus di atas ibadah sesudahnya, kebaikan
diikuti oleh kebaikan dan keburukan diikuti oleh keburukan.
Wahai
kekasih, hari-hari lebaran bukanlah hari-hari permainan dan melupakan
diri, tetapi ia adalah hari-hari untuk ibadah dan bersyukur. Seorang
mukmin berbolak balik di dalam berbagai macam ibadah dan tidak ada batas
baginya. Dan di antara ibadah tersebut yang dicintai Allah SWT dan
diridhai-Nya adalah: menyambung tali silaturrahim, mengunjungi
keluarga, meninggalkan kebencian dan kedengkian, kasihan terhadap orang
muskim dan anak yatim, dan membuat senang para janda dan orang fakir.
Renungkanlah perputaran hari yang cepat berlalu, segeralah bertaubat dan kembali kepada Allah SWT
dengan benar. Tanamkanlah, wahai kekasih, di dalam jiwamu untuk selalu
taat dan ibadah, maka sesungguhnya dunia hanyalah hari-hari yang sangat
sedikit. Ketahuilah, sesungguhnya hati seorang mukmin tidak bisa tenang
dan tenteram sehingga kakinya menginjakkan surga. Maka segeralah menuju
surga yang lebarnya seperti langit dan bumi. Jauhkanlah dirimu dari api
neraka yang menyala-nyala, tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang
celaka. Peganglah hadits Rasulullah SAW:
سددوا وقاربوا، وأعلموا أن لن يدخل أحدكم عمله الجنة، وأن أحب الأعمال أدومها إلى الله وإن قل [رواه البخاري].
"Luruskan
dan dekatkan, ketahuilah bahwa amal ibadah seseorang darimu tidak bisa
memasukkannya ke dalam surga, dan sesungguhnya amal yang paling disukai
kepada Allah SWT adalah yang terus menerus, sekalipun hanya sedikit.' HR. al-Bukhari.
Ya
Allah, tetapkanlah kami di atas iman dan amal shalih. hidupkanlah kami
dalam kehidupan yang baik dan hubungkanlah kami dengan orang-orang
shalih. Wahai Rabb kami, terimalah kami, sesungguhnya Engkau Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui. Ampunilah kami dan kedua orang tua kami
serta semua kaum muslimin. Dan akhir doa kami adalah segala puji bagi Allah Rabb semesta.
Dikutip dari :
http://www.dediakbar.com/2011/08/hikmah-idul-fitri-makna-lebaran-sesuai.html