Laman

17 September 2015

Al-Khwarizmi, Pakar Matematika Arab


Banyak orang menggunakan sistem angka Hindu-Arab untuk menghitung berat atau biaya belanjaan mereka. Kenapa ”Hindu-Arab”? Pasalnya, dasar dari sistem angka modern yang menggunakan bilangan nol sampai sembilan sepertinya dikembangkan di India.
Belakangan, sistem itu dibawa ke Barat oleh para ahli zaman pertengahan yang menuliskannya dalam Bahasa Arab. Salah satu yang paling terkenal bernama Muhammad bin Musa al-Khwarizmi. Majalah Awake terbitan Mei 2015, Khwarizmi lahir sekitar tahun 780 M menyebutkan bahwa mungkin di daerah yang sekarang adalah Uzbekistan. Dia disebut sebagai îpakar matematika Arabî. Kenapa dia bisa mendapat sebutan ini? Al-Khwarizmi menulis cara menggunakan bilangan desimal.
Dia juga menjelaskan dan memopulerkan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah matematika tertentu. Dia menjelaskannya dalam Kitab al-Jabr waíl- Muqabala (The Book of Restoring and Balancing). Kata al-jabr, yang berasal dari judul buku tersebut, menjadi asal kata algebradalam Bahasa Inggris atau aljabar dalam Bahasa Indonesia. Seorang penulis artikel ilmu pengetahuan bernama Ehsan Masood mengatakan bahwa aljabar adalah ”salah satu metode matematika paling penting yang pernah ditemukan.

Ini mendukung semua segi ilmu pengetahuan”. Ini contoh betapa sederhananya sistem angka Arab. Angka 188 ditulis CLXXXVIII dalam sistem angka Roma. Aljabar Seorang penulis berkata, îbanyak sekali anak SMA yang merasa bahwa al-Khwarizmi seharusnya tidak usah menemukan aljabar. îMeski begitu, al-Khwarizmi sebenarnya hanya ingin mempermudah perhitungan dagang, pembagian warisan, survei, dan lain-lain. Berabad-abad kemudian, ahli matematika dari Barat, termasuk Galileo dan Fibonacci, sangat menghargai penjelasan al-Khwarizmi yang terperinci tentang cara penggunaan persamaan. Penjelasan al-Khwarizmi ini menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang aljabar, aritmatika, dan trigonometri. Karena trigonometri tersebut, para ahli Timur Tengah bisa menghitung nilai sudut dan sisi dari segitiga serta lebih memahami ilmu astronomi. Aljabar sendiri merupakan salah satu metode matematika paling penting yang pernah ditemukan.
Dengan metode al-Khwarizmi tersebut, banyak yang menemukan cara baru menggunakan pecahan desimal serta menghitung luas dan volume. Arsitek dan tukang bangunan dari Timur Tengah telah menggunakan metode itu sejak lama. Belakangan, orang Barat baru mempelajari metode itu pada masa perang salib. Mereka membawa pengetahuan itu ke negeri asal mereka dengan bantuan para tawanan dan pendatang Muslim yang berpendidikan. Belakangan, buku milik al-Khwarizmi diterjemahkan ke Bahasa Latin. Seorang ahli matematika Italia bernama Fibonacci, yang juga disebut sebagai Leonardo dari Pisa, dianggap berjasa karena memopulerkan sistem angka Hindu-Arab di Barat. Warisan Matematika Dia mempelajari hal itu selama perjalanannya ke daerah Mediterania dan setelah itu menuliskannya dalam buku Book of Calculation. Perlu waktu berabad-abad sampai akhirnya metode al-Khwarizmi diketahui banyak orang. Sekarang, metode matematikanya sudah menjadi bagian penting dari ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan dalam dunia perdagangan dan industri. Bentuk yang lebih sederhana dari angka-angka modern telah digunakan di India sejak abad III SM. Para ahli matematika yang beragama Hindu membawa ilmu mereka ke istana Kalif al-Mansur, di Bagdad.
Buku Calculation with Indian Numerals yang ditulis al-Khwarizmi memperkenalkan sistem angka desimal. Penjelasan dalam buku itu dibuat berdasarkan konsep-konsep yang terdapat dalam dokumen yang lebih tua, termasuk dokumen Yunani, Ibrani, dan Hindu. îWarisan matematika yang ditinggalkan oleh para ahli Timur Tengah abad pertengahan sangat besar dan berharga,” kata saintis dan ahli Islam, Ehsan Masood. “Sistem angka Barat modern mungkin berasal dari banyak sumber. Tapi, sejauh yang kita ketahui, negara yang kali pertama menggunakan sistem angka ini secara luas adalah India,” tulis Britannica Online Encyclopedia. Di Eropa, sistem angka Hindu-Arab, menurut Encyclopedia of Society and Culture in the Medieval World, mulai dikenal banyak orang pada abad XV. 

Sumber : www.suaramerdeka.com