Laman

16 September 2015

Membumikan Matematika Terapan


Prof Dr Stephen Roberts dari Australian National University saat menjadi keynote speaker dalam acara ICAME 2015 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

YOGYAKARTA - Bagi orang kebanyakan, matematika selalu identik dengan hal-hal yang berbau “rumit” dan membosankan. Jarang ada yang tahu jika dengan matematika kita bisa memprediksikan dampak dan risiko tsunami. 
Prof dr Stephen Roberts dari Australian National University Australia memaparkan tentang matematika terapan di hadapan ratusan peserta The 2015 International Conference on Ma thematics, its Applications, and Mathematics Education (ICMAME), kemarin. Menurut Prof Stephen, persoalan dam pak banjir, prediksi cuaca atau tsunami menjadi beberapa contoh fenomena lingkungan yang bisa disimulasikan dan dimo delkan dengan memanfaatkan ilmu matematika terapan. 



De ngan prediksi seperti ini, risiko dan dampak yang bisa diketahui sebelum bencana terjadi tentu dapat meminimalisasi korban maupun kerugian material. “Kami ingin matematika bisa membumi. Banyak yang bisa kita lakukan dengan ilmu matematika,” ujar Kepala Prodi Matematika Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Hartono PhD, kemarin.
Menurut Hartono, acara semacam ini baru pertama kali digelar di USD. Selain dari Australia, dalam acara ini juga didatangkan profesor dari Jerman. Selama dua hari, mereka akan memaparkan tentang matematika terapan di hadapan 200-an peserta seminar. Tak hanya dari Indonesia, para peserta juga berasal dari luar negeri seperti, Filipina, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Brasil, dan lain sebagainya. 
“Kami bertukar pikiran, bangun jaringan diskusi tentang penelitian dan lain sebagainya,” katanya. Hartono mengakui, banyak sekali manfaat dari ilmu matematika terapan. Selain untuk memprediksi dampak bencana alam, ilmu matematika terapan juga bisa digunakan dalam hal aplikasi medis, seperti radioterapi kanker. “Kami ingin matematika punya wajah baru. Tak lagi dianggap sesuatu yang angker. 
Kami ingin matematika membumi, bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya. Salah seorang peserta, Dwi Wahyuono mengatakan, baginya matematika terapan memang bukan hal yang baru. Guru SMP Pangudi Luhur, Srumbung, Magelang mengaku, selama ini dalam mengajar dirinya selalu berusaha memberikan pemahaman kepada siswa. 
“Saya dalam mengajar selalu berusaha memberikan contoh aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari. Harapan saya, siswa tidak lagi menganggap matematika sesuatu yang angker,” ujarnya Peserta yang lain, Happy Christianti mengaku, banyak hal baru yang dia dapat dalam acara tersebut. 
“Saya sering ikut seminar-seminar. Matematika terapan bukan sesuatu yang asing bagi saya. Namun soal matematika bisa untuk memprediksikan tsunami dan sebagainya, saya baru dapat dalam seminar ini,” ujarnya. Happy berharap, ke depan acara-acara semacam ini lebih sering diselenggarakan lagi. “Banyak ilmu yang kami dapat dalam acara seperti ini,” ucap Andreas, peserta lainnya.

Sumber : www.koran-sindo.com